Nama : Sophia fakhrunnisa
nim : 13612102
PERCOBAAN
I
Penentuan kadar sulfat dalam air laut dengan metode
gravimetri
I.TUJUAN
Dapat
melakukan analisis dengan metode gravimetri dengan benar
II.
DASAR TEORI
Dalam analisis gravimetri, analis
kimia menentukan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan, yaitu penimbangan
hasil reaksi yang dilakukan setelah mereaksikan bahan yang dianalisis. Hasil
reaksi ini dapat berupa sisa bahan, suatu gas atau sisa endapan yang terbentuk
dari bahan yag dianalisis tersebut.
Penentuan kadar sulfat dilakukan
dengan analisis gravimetri metode pengendapan. Dalam metode ini, analat
direaksikan sehingga terbentuk suatu endapan dan endapan itulah yang ditimbang,
Gravimetri dalam ilmu kimia
merupakan salah satu metode kimia analitik untuk menentukan kuantitas suatu zat
atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama. Ada pengotor dalam kostituen dapat
diuji dan bila perlu faktor- faktor koreksi dapat digunakan. (Khopkar, 1990)
Bagian terbesar dari penetuan
secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawa
murni stabil yang dapat diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dan
diteliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur -
unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur – unsur atau senyawa – senyawa yang
dikandung dilakukan dengan beberapa cara seperti metode pengendapan, metode
penguapan, metode elektrolisis atau berbagai metode lainnya. Pada praktiknya,
dua metode pertama adalah metode terpenting yang digunakan. (khopkar, 1990). Prinsipnya
dua metode (pengendapan dan penguapan) adalah hal terpenting dalam analisa
gravimetri. Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni,
kontaminasi endapan dari zat lain yang larut dalam pelarut disebut koptesipikasi,
hal ini berhubungan dengan adsorbsi pada permukaan partikel dan terperangkapnya zat asing selama proses
pertumbuhan Kristal pada partikel primernya. (khopkar, 1990)
Gravimetri dapat digunakan untuk
menentukan hamper semua anion dan kation anorganik serta zat – zat netral
seperti air belerang dioksida dan isodium, selain itu berbagai jenis senyawa
organik dapat ditentukan secara mudah dengan gravimetri. Jadi sebenarnya cara
gravimetri merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam
pemeriksaan kimia. (Rivai, 1995)
Metode gravimetric untuk analisis
kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum
dinyatakan dalam persamaan
aA
+ pP
AaPp

a adalah koefisien reaksi antara reaktan
analit (A).p merupakan koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan
AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia reaksi yang tergolong sulit larut
(mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses
pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan
secara berlebih agar dicapai pengendapan
yang sempurna.
gravimetri
pengendapan adalah gravimetri yang mana komponen hendak diinginkan diubah
menjadi bentuk yang sukar larut atau mengendap dengan sempurna. Bahan yang akan
ditentukan diendapkan dalam suatu larutan dalam bentuk yang sedikit larut agar
tidak ada kehilangan endapan yang berarti bila endapan disaring dan ditimbang.
Syarat – syarat senyawa yang ditimbang adalah stoikiometri mempunyai kestabilan
yang tinggi dan faktor gravimetrinya kecil. Adapun tahap dalam analisa
gravimetri adalah:
1.
Memilih
pelarut sampel, pelarut yang dipilih harus sesuai sifatnyadengan sampel yang
akan dilarutkan, misalnya: HCl, H
digunakan untuk
melarutkan sampel dari logam – logam.

2.
Pengendapan
analit, pengendapan analit digunakan dengan memisahkan analit dari larutan yang
mengandungnya dengan membuat kelarutan analit semakin kecil, dan pengendapan
ini dilakukan dengan sempurna.
3.
Pengeringan
endapan, pengeringan yang dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan
analitnya dan dilakukan dengan sempurna. Disini kita menentukan apakah analit
dibuat dalam bentuk oksida atau biasa pada karbon dinamakan pengabuan.
4.
Menimbang
endapan, zat yang ditimbang haruslah memiliki rumus molekul yang jelas,
biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan.
(Day and Underwood, 2002)
Dalam menentukan keberhasilan metode
gravimetri ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1.
Proses
pemisahan hendaknya cukup sempurna sehinggga kuantitas analit yang tak
terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi.
2.
Zat
yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni atau
sangat hampir murni, bila tidak akan diperoleh hasil yang galat.
Persyaratan yang kedua itu lebih susah
dipenuhi oleh para analis. Galat – galat yang disebabkan faktor- faktor seperti
kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan dan jarang menimbulkan galat yang
signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan murni dan dapat disaring itulah yang
menjadi problema utama. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai
pembentukan dan sifat- sifat endapan dan diperoleh cukup banyak pengetahuan
yang memungkinkan analis meminimumkan masalah kontaminasi endapan.(Day and
Underwood, 2002)
III.
ALAT
1.
Neraca
analitik
2.
Kaca
arloji
3.
Beker
gelas 500 ml
4.
Gelas
ukur 50 ml
5.
Spatula
6.
Batang
pengaduk
7.
Kawat
kasa
8.
Lampu
spirtus
9.
Kaki
tiga
IV.
BAHAN
1.
Sampel
air laut
2.
Natrium
sulfat
3.
HCl
37 %
4.
BaCl₂ 0,2 M
5.
AgNO₃
V.
SKEMA KERJA
1.
Penentuan massa jenis air laut
Piknometer
|

Dibersihkan
dan dikeringkan
|

Ditimbang
pikno kosong dan dicatat sebagai w0
|

Dimasukkan
air laut sampai penuh,ditutup dan dikeringkan bagian luar piknometer
|

Ditimbang
dengan teliti pikno berisi air laut dan dicatat massanya
|

Diukur
temperatur air laut untuk menentukan volume piknometer
|

Massa
jenis air laut
|
2.
Penentuan
kadar sulfat dalam air laut dengan metode gravimetric
25 mL sampel air laut
|

Dimasukkan
kedalam gelas beker 500 mL
|

Ditambahkan
0,5 mL HCl 37% 200 mL dan dipanaskan
|

![]() |
Diamkan
beberapa menit dan ditambahkan larutan pengendap
|

Diamkan
selama 30 menit diatas penangas air dalam keadaan tertutup
|

Dijaga
larutan hingga
![]() |
Diperiksa
dengan beberapa tetes larutan BaCl₂
|

Disaring
|

Endapan
|

Dibersihkan sisa endapan dengan
policeman
|

Endapan
dicuci oleh air panas untuk menghilangkan Cl
|

Dilipat
kertas saring dan dimasukkan delam cawan porselin
|

![]() |
Didinginkan
dan ditimbang
|

Massa
endapan sulfat
|
VI. DATA
PENGAMATAN
NO
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Mengambil
air laut
|
Volume
air laut 25 mL
|
2.
|
Ditambah
HCl 37% 0,6 mL
|
Larutan
tidak berwarna
|
|
Ditambah
BaCl₂
dan didihkan
|
Larutan
berwara putih dan terbentuk endapan putih
|
3.
|
Dipanaskan
30 menit
|
Larutan
mendidih dan volime berkurang
|
4.
|
Disaring
|
Endapan
berwarna putih
|
|
Dicuci
air panas dan ditambah AgNO₃
difiltrat
|
Filtrat
tidak membentuk endapan dengan AgNO₃
|
5.
|
Berat
kertas saring
|
Massa
= 0,804 gram
|
6.
|
Berat
kertas saring + endapan
|
Massa
= 1,005 gram
|
7.
|
Berat
endapan
|
Massa
endapan = 0,201 gram
|
VII.
ANALISIS DATA
1. REAKSI


2. PERHITUNGAN
Ø
Massa jenis air laut


V pikno


10
mL

10 mL
=
1,0277 gram/mL
Ø
Kadar
SO₄ =
( massa kertas saring + endapan) – massa kertas saring
= 1,005 gram – 0,804 gram
= 0,201 gram
Ø
Berat
sampel = V air laut yang diambil x
air laut

= 25 mL x 1,0277 gram/mL
= 25, 6925 gram
Ø
Faktor gravimetri = BM SO₄

BM BaSO₄

233,404
gram/mol
= 0,41158
gram/mol
Ø
Kadar sulfat = massa endapan x
faktor gravimetri x 100 %

Berat sampel

25,6925
gram
=
0,32199 %
VIII.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini dilakukan penentuan kadar sulfat dalam air laut dengan metode
gravimetri. Gravimetric merupakan analisis kuantitatif dengan menimbang unsur
atau senyawa tertentu dalam bentuk murninya. Diharapkan setelah melakukan
praktikum ini mahasiswa dapat melakukan analisis dengan metode gravimetri
dengan benar. Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain,
lsrutan AgNO₃
untuk memcuci endapan, larutan BaCl₂berfungsi
untuk mempercepat pengendapan, dan larutan HCl pada percobaan ini berfungsi
sebagai pelarut sampel.
Penentuan
kadar sulfat dalam air laut dapat dilakukan dengan mengambil air laut sebanyak
25 mL, dimasukkan kedalam gelas beker, dan ditambah 0,6 mLHCl 37%, penambahan
HCl dilakukan karena pada metode ini kita harus memilih pelarut sampel yang
sesuai dengan sifatnya terhadap sampel yang dilarutkan, sehingga dipilih HCl
sebagai pelarut karena HCl dapat melarutkan logam- logam yang ada pada sampel
air laut, larutan kemudian dipanaskan hingga mendidih, pemanasan ini bertujuan
untuk mempercepat kelarutan sampel, setelah itu ditambah 10 mL larutan BaCl₂ 0,2 M tetes demi tetes sambil
diaduk hingga terbentuk endapan. Larutan dibiarkan selama 30 menit diatas
penangas air dalam keadaan tetutup, kemudian diendapkan hingga larutan jernih, larutan
diperiksa dengan beberapa tetes larutasn BaCl₂ hingga tidak terbentuk larutan
lagi. Jika tidak terbentuk larutan kembali, larutan kemudian disaring lalu
endapan dicuci dengan air panas, pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang teradsorbsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara
mekanis. Endapan dicuci hingga tidak memberikan kekeruhan dengan setetes
larutan AgNO₃,
kemudian kertas saring dilipat dan dimasukkan kedalam cawan porselin dan
dikeringkan, fungsi pengeringan ini yaitu untuk menghilangkan kadar air yang
ada didalam endapan. Setelah endapan kering, endapan didinginkan didalam
desikator yang fungsinya untuk mempercepat proses pendinginan
dan agar endapan tidak menyerap lagi uap air yang terdapat di udara bebas. Saat
endapan dingin, endapan ditimbang dan diperoleh berat endapan sebesar 0,201
gram. Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh kadar sulfat dalam air
laut yaitu sebesar 0,32199%
Selain
itu dalam praktikum ini juga dilakukan penentuan massa jenis air laut, yaitu
dilakukan dengan membersihkan dan mengeringkan piknometer, kemudian pikno
kosong ditimbang dan dicatat berat pikno, setelah ditimbang masukkan air laut
sampai penuh dan ditutup, keringkan bagian luar pikno dan ditimbang kembali,
suhu air laut diukur kemudian lihat table pikno 10 pada suhu yang didapat dari
pengukuran, dari hasil perhitungan massa jenis air laut tersebut didapatkan
hasil yaitu sebesar 1,0277gram/mL
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar sulfat dalam air laut
yaitu sebesar 0,32199%
2. Berat endapan yang diperoleh
yaitu 0,201 gram
3. Analisis gravimetri yaitu
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu.
4. Massa jenis air laut yaitu
1,0277 gram/Ml
X.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A and A.L Underwood. 2002.
Analisis kimia kuantitatif edisi keenam.
Erlangga. Jakarta.
Harjadi, W . 1993 . Ilmu kimia analitik dasar. Pustaka
utama. Jakarta.
Khopkar, SM. 1990. Konsep dasar kimia analitik.
Universitas Indonesia press. Jakarta.
Rivai, harizul. 1995. Asas pemeriksaan kimia. Universitas
Indonesia press. Jakarta.
Yogyakarta,
21 Desember 2014
Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh
Tri Esti P, M.Si Bryan A.Y Sophia fakhrunnisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar